Masjid Pertama, Pusat Dakwah Sunan Giri Pada 1487 Masehi

Ngelutus di “Grissee Kota Bandar” (4)

GRESIK,1minute.id – Masjid Giri Kedaton terlihat megah. Meliihat bangunan masjid kali pertama yang dibangun oleh Sunan Giri dari atas Bukit Putri Cempo begitu terlihat sangat indah. Ada ratusan undakan sebelum mencapai puncak atau halaman masjid yang berada di Desa Sidomukti, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik itu. 

Bangunan yang didirikan pada 1487 Masehi atau 537 tahun lalu itu menjadi bukti awal dimulainya dakwah Sunan Giri. Bangunan masjid itu tertinggi di Gresik. Konon, tidak boleh ada bangunan gedung di kota Santri-sebutan lain-Kabupaten Gresik yang lebih tinggi dari masjid Giri Kedaton yang menyimpan setumpuk sejarah itu.

Masjid yang berada di Bukit Giri itu dikenal dengan nama situs Giri Kedaton. Kompleks masjid serta pesantren pertama di Gresik yang berjarak 200 meter ke arah timur dari Jalan Raya Giri.

Bangunan yang didirikan pada 1487 Masehi itu menjadi bukti awal dimulainya dakwah Sunan Giri. Sebelum berdakwah, Sunan Giri banyak belajar ilmu agama di Ampel Denta (Sunan Ampel, Surabaya) bersama Makdum Ibrahim (Sunan Bonang). Tepatnya pada 1455 Masehi, saat usia beliau menginjak 12 tahun. Setelah mondok selama tujuh tahun, Sunan Giri di wisuda dengan gelar Ainul Yaqin.

Menurut buku Sejarah Sunan Giri yang ditulis Yayasan Makam Sunan Giri, setelah di wisuda, Sunan Giri sejatinya ingin berangkat ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji. Namun, Sunan Ampel menyarankan Sunan Giri agar mampir ke Samudra Pasai untuk menimba  ilmu agama lebih dalam. Sunan Giri diminta berguru ke Syekh Maulana Ishaq yang tidak lain adalah ayah Sunan Giri.

Setelah berguru, Sunan Giri diminta kembali ke tanah Jawa oleh Syekh Maulana Ishaq. Sebab, saat itu di tanah Jawa terjadi masa transisi dari Kerajaan Hindu-Buddha ke Islam. Oleh Syekh Maulana Ishaq, Sunan Giri diberi bekal segenggam tanah. Sang ayah meminta Sunan Giri kembali ke Gresik dan mencari tanah yang serupa dengan tanah tersebut. Mulai bentuk, warna, hingga baunya.

SITUS SUNAN GIRI : Di halaman Masjid Giri Kedaton ini, konon Sunan Giri dinobatkan sebagai Kepala Pemerintahan di Bukit Giri dengan gelar Prabu Satmata ( Foto : Chusnul Cahyadi/1minute.id)

Sebelum menemukan jenis tanah yang diminta sang ayah, Sunan Giri sempat iktikaf (bertapa) di Gunung Bathang (sekarang wilayah Gulomantung, Kebomas, Gresik) pada 1482 Masehi. Hingga kini, napak tilas Sunan Giri masih bisa dilihat Bekas wajah dan kaki Sunan Giri membekas di sebuah batu yang sekarang diabadikan di Masjid Gulomantung.

Hingga akhirnya, Sunan Giri berhasil menemukan jenis tanah yang serupa dengan yang diminta Syekh Maulana Ishaq. Lokasinya di Bukit Giri, Desa Sidomukti, Kecamatan Kebomas. Pada 1487, Sunan Giri mendirikan masjid pertamanya yang dikenal dengan Giri Kedaton. Pusat persebaran agama Islam sekaligus pemerintahan Gresik pada masa itu.

Pada 1487, Gresik masih menjadi bagian dari kekuasaan Majapahit. Meski di Majapahit saat itu terjadi kekosongan kekuasaan gara-gara perang saudara, kepercayaan Hindu- Buddha masih sangat kental. Sunan Giri pernah mengisi kekosongan kekuasaan itu selama 40 hari. Sebelum akhirnya didapuk sebagai penguasa di kerajaan Giri Kedaton oleh Raden Patah pada 12 Rabiul Awal 894 Hijriah atau 9 Maret 1487. Sunan Giri diberi gelar Prabu Satmata. Dalam berdakwah, Sunan Giri punya cara tersendiri. Ada dua metode dakwah itu. Yaitu, melalui pendidikan di pesantren dan “blusukan” ke acara tradisi warga setempat.

Sunan Giri kerap mengikuti acara tradisi umat Hindu-Buddha. Misalnya, tradisi tumpengan. Warga menggunakan nasi yang dibentuk kerucut itu sebagai sesajen untuk roh para dewa. Oleh Sunan Giri, tradisi tersebut tidak lantas dihilangkan. Tradisi berdoa menggunakan tumpeng tetap dilestarikan. Bedanya, tumpeng dimakan oleh orang yang berdoa. “Masyarakat diberi pemahaman bahwa makanan itu untuk manusia. Bukan untuk roh yang bersifat gaib”.

Dengan cara yang santun, Sunan Giri berhasil masuk ke tradisi umat Hindu-Buddha. Secara perlahan, ajaran Sunan Giri mulai diterima masyarakat sekitar Satu per satu warga Gresik yang awal nya menganut Hindu-Buddha berpindah ke ajaran Islam. “Banyak menggunakan akulturasi budaya sebagai media dakwah

Sunan Giri termasuk wali yang berilmu tinggi. Bentuk makam nya dibangun berbeda dengan makam sunan yang lain. Salah satu di antaranya, terlihat pada tingkatan atap dan undak undakan sebe lum masuk makam. “Selalu ada tiga undakan. Itu melambangkan tingginya ilmu Sunan Giri. Mulai syariat, hakikat, hingga makrifat yang paling tinggi”. (yad/bersambung)