DLH Bakal Kolaborasi Bangun TPST Berkapasitas 100 Ton Per Hari

GRESIK,1minute.id – Mesin pengolah sampah di TPA Ngipik itu masih berdiri kokoh. Meski, sebagai cat besi ada yang mulai memudar dan berkarat. Wartawan 1minute.id mencoba melihat dari dekat pengolah sampah itu. Namun, sampai pukul 14.30 tidak terdengar mesin pengolah sampah itu menderu. Corong terbuat mirip terpal yang biasa digunakan “memuntahkah” hasil pengolahan diikat ke atas. Seharusnya corong itu ujungnya ke bawah.

Tidak ada satu pun orang di sekitar mesin pengolah sampah itu. Hanya ada dua truk yang parkir di sekitar mesin pengolah sampah milik Semen Indonesia Foundation itu. Lahan TPA Ngipik dengan luas sekitar 9 hektare itu aset perusahaan plat merah, penghasil semen. Mesin pengolah sampah itu didatangkan dari Jerman. 

BUKIT SAMPAH : Begini kondisi sampah di TPA Ngipik, Kelurahan Ngipik, Kecamatan Gresik, Kabupaten Gresik pada Sabtu, 22 Januari 2022 (Foto: Chusnul Cahyadi/1minute.id)

Konon kemampuannya bisa mengolah sampah menjadi tanah uruk, komposer, dan plastik (bahan bakar). Kalau mesin pengolah sampah tersebut berjalan maksimal, semua sampah di TPA Ngipik dapat dimanfaatkan. Bukit sampah yang menggunung di TPA Ngipik semakin berkurang. Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gresik volume sampah yang dibuang di tempat pembuangan akhir (TPA) berlokasi di Kelurahan Ngipik, Kecamatan Gresik, Kabupaten Gresik itu mencapai antara 200 ton sampai 300 ton per hari.

Kepala DLH Gresik Mokh Najikh mengatakan, pihaknya akan berencana membangun dua tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) di Kota dan Gresik Selatan. “Bila dua pabrik pengolahan sampah bisa beroperasi maksimal masing-masing bisa mengolah 100 ton sampah per harinya,”kata Najikh dikonfirmasi melalui selulernya pada Sabtu, 22 Januari 2022. (yad)