Pemkab Gresik Bangun Kolam Retensi Cegah Air Bah Meluap ke Permukiman 

GRESIK,1minute.id – Normalisasi Kali Lamong terus dilakukan oleh Pemkab Gresik. Namun, ikhtiar itu belum bisa mencegah musibah banjir karena intensitas hujan sangat tinggi dalam dua pekan terakhir. 

Sejumlah desa di lima kecamatan yakni Balongpanggang, Benjeng, Cerme, Kedamean dan Menganti sempat terendam air bah kiriman dari hulu yang berada di Mojokerto maupun Lamongan. Kini, air bah mulai surut di sejumlah desa kecamatan Balongpanggang, Benjeng dan Cerme. Namun, potensi Kali Lamong meluap masih cukup besar karena curah hujan berdasarkan prakiraan Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Surabaya masih belum berakhir.

Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani mengatakan, dua minggu terakhir ini pihaknya terus memantau perkembangan cuaca untuk melakukan mitigasi bencana. “Namun curah hujan memang sangat tinggi sehingga Kali Lamong meluap. Ditambah ada tanggul yang jebol,” kata Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani saat meresmikan gedung Majelis Ulama Indonesia (MUI) Gresik pada Rabu, 22 Februari 2023.

Tinggi curah hujan itu membuat air bah menggenangi sawah, jalan poros desa, hingga rumah-rumah warga yang berada di bantaran Kali Lamong. Kondisi itu, imbuhnya,  membuat pihaknya harus melakukan sejumlah langkah agar air Kali Lamong tidak meluap ke kawasan permukiman. Langkah yang akan dilakukan diantaranya membangun kolam retensi atau kolam atau waduk penampungan air sementara di sejumlah kecamatan yakni Balongpanggang, Benjeng, Kedamean dan Cerme. 

“Pembangunan kantong-kantong penampungan air sementara ini akan kita mulai tahun 2024,” terangnya. Kantong penampungan air sementara itu, diharapkan bisa mengurangi dampak air luapan Kali Lamong. “Sehingga air tidak deras. Air bisa habis sebelum masuk kota,” katanya.  Pembangunan penampungan air sementara itu harus dilakukan oleh Pemkab Gresik karena pihaknya tidak bisa melakukan intervensi kebijakan di Kabupaten/kota lainnya yang berada di aliran Kali Lamong itu. (yad)