Gunakan Kartu Tani, Tebus Pupuk Subsidi Kini Non Tunai


GRESIK,1minute.id – Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani mendorong penebusan pupuk bersubsidi lebih praktis. Antara lain, melalui Kartu Tani. Dinas Pertanian Gresik menggandeng bank plat merah, BNI 46 untuk penebusan kuota pupuk petani.

Bank BUMN ini menyediakan mesin EDC di setiap agen dan kios resmi pupuk bersubsidi. Petani yang bisa menebus pupuk harus sesuai elektronik rencana definitif kebutuhan kelompok (e-RDKK). Kartu ini berisi data pribadi, luas lahan, dan alokasi pupuk bersubsidi. Transaksi penebusan pupuk nontunai atau cashless.

Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani berharap penebusan pupuk bersubsidi berdasarkan RDKK tidak dipersulit karena faktor administrasi. Kejadian di Balongpanggang dan Benjeng, petugas salah input NIK (nomor induk kependudukan) mengakibatkan petani tidak bisa menebus jatah pupuk bersubsidi.

“Padahal, musim tanam terus berjalan. Petani tidak bisa menanam karena kesulitan pupuk,” tegas Bupati Fandi Akhmad Yani. Kartu Tani menjadi harapan baru bagi petani garda terdepan menjaga ketahanan pangan Indonesia. 

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Eko Anindito Putro mengatakan, jumlah petani Gresik berjumlah 94 ribuan. Kartu tani yang baru tersalurkan 43 ribuan. Kartu Tani itu dimulai 2017. “Tapi, baru diaplikasi tahun ini,”kata Eko. 

Selama tiga tahun itu, ada sejumlah kartu tani yang hilang atau rusak. “Launching ini, untuk mendorong petani segera melapor bila kartu taninya hilang atau rusak,”ujar Eko.

Kabupaten Gresik, salah satu kabupaten lumbung pangan di Jatim. Hasil produksi beras kota Santri-sebutan lain-Kabupaten Gresik ini mencapai 270 ribu hingga 300 ribu ton pertahun. Jumlah penduduk 1,3 juta mengonsumsi sekitar 140 ribu ton per tahun. “Rata-rata Gresik masih surplus 110 – 120 ribu ton per tahun,”terang Eko. (*)