Gubernur, Wabup dan Generasi Z dan Milenial Nandur Mangrove


GRESIK,1minute.id –  Siapa bilang generasi Z dan milenial tidak peduli terhadap perubahan iklim. Buktinya pada momentum Hari Sumpah Pemuda ratusan anak muda melakukan penanaman ribuan pohon mangrove di Banyuurip Mangrove Center (BMC) di Desa Banyuurip, Kecamatan Ujungpangkah. 

Penanaman mangrove yang melibatkan semua elemen GP Ansor, mahasiswa, pramuka, nelayan, kelompok pemerhati mangrove serta masyarakat setempat itu dihadiri oleh Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah, Sekretaris Daerah (Sekda) Gresik Achmad Washil Miftachul Rachman. 

Untuk menjangkau bibir pantai yang menjadi tampat menanam, peserta harus menyusuri hutan mangrove sejauh 1 kilometer. Tempat ini juga termasuk kawasan ekosistem esensial Mangrove Ujungpangkah (KEE MUP).

Gubernur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, menanam mangrove di bibir pantai merupakan upaya menjaga kelestarian alam utamanya menjaga ekosistem ruang laut. “Ini juga kan sejalan dengan program pemerintah pusat,”kata Khofifah di sela tanam mangrove pada Kamis, 28 Oktober 2021. 

Khofifah menyatakan, ke depan pihaknya meminta dinas kehutanan untuk terus melakukan tanam mangrove. Program ini bernama ‘Nandur Mengrove’. Penanaman mangrove ini, lanjut Khofifah juga merupakan rangkaian Hari Ulang Tahun (HUT) ke’76 Pemprov Jatim. Tak hanya di Gresik, kegiatan serupa bakal dilakukan di sejumlah daerah. “Ini untuk menjaga keberlangsungan alam. Luasan mangrove yang semakin ditambah juga akan berdampak pada ekosistem secara jangka panjang,”imbuhnya.

NANDUR MANGROVE : Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah simbolis menanam mangrove di BMC di Desa Banyuurip, Kecamatan Ujungpangkah pada Kamis, 28 Oktober 2021. (Foto : humas Pemkab Gresik)

Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah menambahkan, penanaman mangrove harus dilakukan secara bersama-sama. Berkolaborasi. “Padi pagi kita juga memulai restorasi kawasan magrove di Kalimireng Manyar yang mana itu merupakan sinergi dari berbagai unsur, mulai dari pemerintah, perusahaan, mahasiswa, dan tentunya masyatakat sekitar,”kata BuMin-sapaan-Aminatun Habibah itu.

Lebih lanjut, ia menambahkan gerakan restorasi magrove sejatinya memiliki banyak manfaat, baik dalam hal pelestarian lingkungan maupun dalam hal ekonomi. “Dengan adanya banyak mangrove, maka kualitas air dan udara akan menjadi semakin bagus. Belum lagi dengan terbentuknya ekosistem fauna laut seperti ikan atau kepiting yang bagus,”ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Desa Banyuurip Ihsanul Haris menyatakan wilayahnya memang tengah mengembangkan wisata edukasi mangrove. Ada 17 jenis mangrove yang ada. Ia menerangkan, adanya perhatian dari pemerintah daerah maupun provinsi menambah semangat warga desa untuk terus mengembangkan potensi ini.

“Jadi yang kami kembangkan total ada 17 jenis mangrove disini, jadi untuk wisata edukasi sangat cocok. Tinggal 2 jenis lagi, akan terus kami kembangkan,” terangnya. Ihsan menyampaikan, pengembangan mangrove di desanya merupakan kolaborasi antara kelompok pemerhati mangrove, nelayan, pemerintah, perusahaan sekitar serta masyarakat setempat. “Dengan dikomando kelompok, mangrove disini sangat rindang. Kita terus bersemangat untuk memgembangkan mangrove,”tegasnya. (yad)