Ning Nurul : Membangun Generasi Emas Berkarkter, Orang Tua Berikan Teladan

GRESIK,1minute.id – Membangun generasi berkarakter harus dimulai sejak usia dini. Golden age atau periode emas adalah tahapan pertumbuhan dan perkembangan yang paling penting pada masa awal kehidupan anak. Golden age meliputi 1000 hari pertama kehidupan anak yang dihitung dari masa dalam kandungan sampai dengan usia anak mencapai dua tahun.

Hal itu diungkapkan oleh Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Gresik Nurul Haromaini Ali Fandi Akhmad Yani dalam sarasehan Guru PAUD se-Pulau Bawean di Aula SDN Telukjatidawang, Kecamatan Sangkapura, Pulau Bawean, Kabupaten Gresik. 

“Pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa ini berlangsung sangat cepat dan akan menjadi penentu bagi sifat-sifat atau karakter anak di masa dewasa,”ujar Ning Nurul-sapaan-Nurul Haromaini Ali dihadapan 230 guru PAUD berasal dari Kecamatan Sangkapura dan Tambak, Pulau Bawean.

Sarasehan dalam rangkaian kunjungan kerja bersama Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani ke Pulau Bawean itu menghadirkan empat pembicara. Yakni, Bunda PAUD Gresik Nurul Haromaini Ali Fandi Akhmad Yani, Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Daruttaqwa Dr. Ahmad Syifaul Qulub, Ketua Prodi PIAUD, Dr. Riyadlotus Sholichah dan Kepala Seksi (Kasi) PAUD Dinas Pendidikan (Dispendik) Gresik Nurul Hamidah berlangsung gayeng. Ning Nurul melanjutkan peran ibu-ayah sebagai pendidik pertama dan utama sangat penting untuk memaksimalkan dan memanfaatkan masa ini, tidak dapat digantikan oleh siapa pun

Ada dua faktor yang memengaruhi pembantukan karakter anak, jelas ibu dua anak itu. Dua karakter yaitu bawaan dari dalam diri anak dan pandangan anak terhadap dunia yang dimilikinya, seperti pengetahuan, pengalaman, prinsip-prinsip moral yang diterima, bimbingan, pengarahan dan interaksi (hubungan) orang tua-anak. “Lingkungan yang positif akan membentuk karakter yang positif pula pada anak,”kata istri Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani itu.

Peran orang tua dan guru, lanjutnya, begitu besar dalam menumbuhkan karakter positif dalam diri anak. Jika ibu-ayah ingin anaknya memiliki karakter positif, maka ibu-ayah harus memiliki karakter positif pula. Ini berarti, ibu-ayah dituntut menerapkan nilai-nilai moral dalam kehidupan sehari-harinya, serta memperlakukan anak sesuai dengan nilai-nilai moral tersebut. 

“Jadi, tidak hanya sekadar memberi tahu apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan anak guru dan orang tua harus memberi contoh sehingga anak bisa menduplikasi karakter baik yang dilakukan oleh orang yang lebih tua,”jelas Ning Nurul dalam sarasehan bertemakan “Keluarga dan Sekolah dalam Pembentukan karakter Anak Usia Dini di Era Transformasi Digital” Ini.

Proses pembentukan karakter diawali dengan kondisi pribadi orang tua sebagai figur yang berpengaruh untuk menjadi panutan, keteladanan, dan diidolakan atau ditiru anak-anak. Anak lebih mudah meniru perilaku daripada menuruti nasihat yang diberikan ibu-ayahnya. 

Mereka belajar melalui mengamati apa yang ada dan terjadi di sekitarnya, bukan lewat nasihat semata-mata. Nilai yang diajarkan melalui kata-kata, hanya sedikit yang akan mereka lakukan, sedangkan nilai yang diajarkan melalui perbuatan, akan banyak mereka lakukan. “Sikap dan perilaku ibu-ayah sehari-hari merupakan pendidikan watak yang terjadi secara berkelanjutan, terus menerus dalam perjalanan umur anak,”katanya. 

Proses selanjutnya adalah memberikan pemahaman dan contoh perilaku kepada anak tentang baik dan buruk, benar atau salah, mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Anak juga perlu diajarkan untuk dapat memilah dan memilih sesuatu yang baik, sehingga ia bisa mengerti tindakan apa yang harus diambil, serta mampu mengutamakan hal-hal positif untuk dirinya. “Untuk itu diperlukan suasana pendidikan yang menganut prinsip 3A, yaikni asih (kasih), asah (memahirkan), dan asuh (bimbingan),”ujarnya. 

Harapan besar terhadap orang tua dan bunda PAUD untuk mengawal tumbuh kembang anak.  Membangun Karakter Anak Usia Dini  dengan baik kalau mendapatkan perlakuan kasih sayang, pengasuhan yang penuh pengertian, serta dalam situasi yang dirasakan nyaman dan damai. 

“Kegagalan penanaman kepribadian yang baik di usia dini akan membentuk pribadi yang bermasalah di masa dewasanya kelak,”tegas putri KH Agoes Ali Masyhuri, pemangku Ponpes Progresif Bumi Sholawat, Tulangan, Sidoarjo itu.

CINDERAMATA : Ketua STAI Daruttaqwa Dr Ahmad Syifaul Qulub memberikan cinderamata kepada Bunda PAUD Gresik juga Ketua TP PKK Gresik Nurul Haromaini Ali Fandi Akhmad Yani dalam Sarasehan dalam Sarasehan Guru PAUD se-Pulau Bawean pada Selasa, 1 Juni 2022 ( Foto: ist)

Sementara itu, Ketua Prodi PIAUD, Dr. Hj. Riyadlotus Sholichah menambahkan, pendidikan karakter adalah salah satu komponen  terpenting dalam pendidikan anak usia dini. Anak usia dini adalah aset masa depan bangsa. Usia dini, merupakan masa golden age.  Dimana pertumbuhan dan perkembnagan anak bertumbuh dengan pesatnya. 

“Oleh sebab itu menjadi kewajiban kita sebagai ibu dan pelaku pendidikan untuk menyiapkan fasilitasi dan stimulasi dengan lingkungan yang positif,”kata Riyadlotus Sholichah pada Kamis, 2 Juni 2022.

Sarasehan ini, lanjut perempuan berhijab, adalah satu bentuk ikhtiar untuk mewujudkan hal tersebut dengan meningkatkan kualitas  pendidik anak usia dini dalam mengimplementasikan pendidikan karakter dilingkungan terdekat anak, yakni keluarga dan sekolah.

“Dengan menggandeng beberapa stakeholder yang bersentuhan langsung dalam pendidikan anak usia dini, kami membangun sinergi untuk bersama-sama bergerak meraih tujuan mulia dalam mendidik anak usia dini di kabupaten Gresik, dan khususnya di Pulau Bawean,”ujarnya. Sinergi bersama bunda PAUD Gresik dan Tim Penggerak PKK Gresik, Forum PAUD Gresik, IGRA, iGTK, Himpaudi dan IGTKM yang berada di wilayah Bawean. (yad)