Panen Project Agrosolution Petrokimia Gresik Dongkrak Pendapatan Petani hingga 26 Persen

GRESIK,1minute.id – Syukur semringah. Petani  kangkung di Desa Kedunganyar, Kecamatan Wringinanom, Kabupaten Gresik bakal mendapatkan keuntungan lebih. Sebab, hasil panen kangkung melimpah. Terbeli lagi. 

Keuntungan itu bisa dinikmati oleh petani karena project Agrosolution Petrokimia Gresik sukses terungkap saat Panen Project Agrosolution Komoditas Kangkung di Desa Kedung Anyar, Kecamatan Wringinanom, Kabupaten Gresik, Jawa Timur pada Selasa, 31 Agustus 2022.

Menurut Direktur Operasi dan Produksi Petrokimia Gresik Digna Jatiningsih, project Agrosolution Petrokimia Gresik berhasil mendongkrak pendapatan petani benih kangkung di Gresik hingga 26 persen. 

Digna menyebutkan bahwa, setelah mengikuti project ini, pendapatan petani benih kangkung di Gresik meningkat dari rata-rata Rp 17,7 juta/Ha menjadi rata-rata Rp 22,3 juta/Ha. Artinya ada penambahan sekitar Rp 4,6 juta/Ha atau 26 persen dari pendapatan rata-rata sebelumnya. Persentase peningkatan yang sama (26 persen) juga ditunjukkan dari hasil panen yang meningkat dari 0,955 ton/Ha menjadi 1,207 ton/Ha.

“Artinya, tujuan project ini berhasil dicapai yakni membantu meningkatkan kesejahteraan petani sekaligus menjaga ketahanan pangan nasional melalui hasil panen yang melimpah,”tandas Digna.

Keberhasilan tersebut, tentu tidak lepas dari kawalan serta peran sejumlah pihak yang terlibat dalam Project Agrosolution ini. Sebagai anggota holding PT Pupuk Indonesia (Persero), Petrokimia Gresik berperan dalam menjamin ketersediaan pupuk nonsubsidi, menyediakan layanan mobil uji tanah, serta memberikan kawalan pengendalian hama penyakit melalui salah satu anak perusahaannya, yaitu PT Petrosida Gresik.

“Hasil panen yang optimal menjadi capaian yang sangat berarti untuk membantu meningkatkan pendapatan petani, dan itu hanya bisa dicapai melalui cara budidaya serta penggunaan teknologi yang tepat. Disinilah kita mengambil peran melalui project ini,” ujar Digna.

Lebih lanjut Digna mengungkapkan, Project Agrosolution kerja sama dengan PT East West Seed ini telah memasuki tahun kedua. Dimana tahun ini luasan lahan yang dikawal mencapai 521 Ha dan melibatkan 893 petani yang berasal dari empat daerah di Jawa Timur.  Yakni Gresik, Jombang, Lamongan, serta Tuban. PT East West Seed sendiri bertindak sebagai offtaker yang membeli benih kangkung hasil panen petani.

Selain itu, Petrokimia Gresik juga menggandeng BNI sebagai penyedia modal melalui skema Kredit Usaha Rakyat (KUR), melengkapi bantuan permodalan dari Petrokimia Gresik melalui program Mangga Makmur. Sebagai informasi, Mangga Makmur merupakan pembiayaan dari TJSL Petrokimia Gresik khusus kepada petani peserta Project Agrosolution yang digunakan untuk biaya budidaya dan pembelian pupuk nonsubsidi serta pestisida Petrokimia Gresik.  

“Dengan adanya ekosistem pertanian terintegrasi ini, petani bisa lebih fokus dalam melakukan budidaya pertaniannya, karena baik permodalan maupun penjualan hasil panen sudah terjamin,” ujarnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Senior Seed Operation Manager PT East West Seed Indonesia, Asep Subandi.  Ia mengungkapkan bahwa, realisasi Project Agrosolution tahun lalu mencapai 125 persen dari target, sedangkan proyeksi tahun ini diprediksi mencapai 130 persen dari target.

“Ini merupakan capaian luar biasa, untuk satu Hektare lahan ada yang mampu menghasilkan benih kangkung 1,4 hingga 1,5 ton. Benih hasil panen ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, tapi juga untuk memenuhi kebutuhan ekspor ke Jepang, Malaysia dan Vietnam,” tandasnya.

Direktur Transformasi Bisnis PT Pupuk Indonesia (Persero) Panji Winanteya Ruky dalam arahannya, mengungkapkan bahwa pihaknya ingin bermitra dengan petani untuk menjaga ketahanan pangan nasional, melalui pemberian solusi agar petani bisa berbudidaya dan meningkatkan produktivitas pertaniannya dengan menggunakan pupuk non subsidi.

“Dengan pupuk non subsidi kita buktikan bahwa produktivitas bisa jauh lebih besar. Semoga solusi ini menginpirasi, karena project ini kita jalankan di berbagai macam komoditas,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Gresik Eko Anindito Putro menilai bahwa Project Agrosolution ini merupakan solusi bagi masalah pertanian yang selama ini muncul, khususnya terkait ketersediaan pupuk.

“Program ini menawarkan solusi alternatif atau substitusi pupuk ZA dan SP-36 yang saat ini tidak lagi disubsidi pemerintah, yakni melalui pupuk non subsidi Petro ZA Plus dan Phosgreen. Sehingga petani bisa melakukan budidaya dengan optimal tanpa adanya keterlambatan dalam pemupukan,”tandasnya. (yad)