Mustofa Ibrahim Kolektor Kaset Pita, Penyanyi Favorit Muchsin Alatas 

GRESIK1minute.id – MUSTAFA Ibrahim, 57, bukan sekadar penikmat musik lawas. Lelaki keturunan Arab yang tinggal di Kampung Pecinan, Jalan Setia Budi, Gresik itu juga kolektor kasat pita dan piringan hitam. pun disulap menjadi studio pribadi untuk sekedar memutar kaset koleksinya.

MUCHSIN ALATAS, salah satu penyanyi favorit Mustafa Ibrahim. Setiap senggang, biasanya sore hari Mustafa memutar kaset yang dinyanyikan suami Titiek Sandhora itu. Judulnya, Pasrah. Lirik lagunya //Lebih baik kau bunuh aku dengan pedangmu//Asal jangan kau bunuh aku dengan cintamu//

//Lebih baik aku mati di tanganmu//Daripada aku mati bunuh diri//Lebih baik aku mati di tanganmu//Daripada aku mati bunuh diri// … “Ini (penyanyi) salah satu favorit saya,” ujar Mustofa Ibrahim. Muchsin Alatas adalah seorang penyanyi dan aktor Indonesia keturunan Bugis, Sulawesi Selatan yang lahir 1944. Muchsin Alatas menikah dengan Titiek Sandhora, juga seorang penyanyi dikenal pada era-1960an

Di telinga anak milenial, nama dua penyanyi legendaris itu sangat asing. Sebab, mereka ada penyanyi di era 80-an. Suara lembut Muchsin Alatas tetap terasa enak di dengar. Karena itulah, Mustofa Ibrahim menyimpan kaset dengan pitam hitam itu sebagai salah satu koleksinya. “Kebetulan sama-sama keturunan Arab. Sudah seperti saudara sendiri,”kelakar pria 57 tahun itu pada suatu kesempatan.

Koleksi album kaset pita,  piringan hitam,  radio serta pemutar piringan hitam berada di garasi rumah Mustafa Ibrahim. Rumah Mustafa adalah lawas. Rumah heritage itu berada di kampung Pecinan, Jalan Setia Budi, Kecamatan/ Kabupaten Gresik. Dikatakan kampung Pecinan karena dulunya kawasan mayoritas di huni warga keturunan Tionghoa. 

PIRINGAN HITAM DAN KASET PITA : Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani (kanan) di studio pribadi tempat koleksi kaset dan piringan hitam Mustofa Ibrahim (kiri) pada Juli 2022 ( Foto: Chusnul Cahyadi/1minute.id)

Di kampung itu juga terdapat Tempat Ibadat umat tridharma, Kelenteng Kim Hien Kiong. Kawasan kampung Pecinan ini, salah satu kawasan heritage yang berada di Gresik Kota Lama (GKL). Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik melakukan revitalisasi kampung tersebut pada 2021. Dan, dilanjutkan tahun ini dengan melakukan pengecatan rumah warga di Kampung itu.

Rumah yang mendapatkan bantuan pengecatan , salah satu milik Mustafa Ibrahim. Bupati Gresik Fandi Akhmad yang secara simbolis pengecatan rumah Mustafa Ibrahim itu pada Senin, 11 Juli 2022 lalu. Saat itu, Mustofa Ibrahim memperlihatkan koleksi miliknya. Ratusan biji kaset pita tertata rapi di tembok rumahnya.  Kaset koleksinya diantaranya Muchsin Alatas, Nike Ardilla dan banyak lagi. Genre pop, barat, hingga aliran kroncong. Termasuk alat pemutar kaset kuno, tape, speaker serta ratusan piringan hitam. “Masih ada dua lemari yang belum dipajang, belum sempat,”ujarnya.

Sejak belia Mustofa mengoleksi kaset. Menurutnya, hal tersebut hal yang lumrah. Bagi anak remaja saat itu. “Banyak juga yang mengoleksi. Namun sepertinya tidak sampai tersimpan rapi,”tuturnya.

Tidak heran, sejak dulu dia pun selalu menyempatkan waktu berburu kaset. Disetiap kota yang dikunjunginya, termasuk Ibukota Jakarta. “Harga kaset saat itu hanya Rp 300. Pernah beli kaset dengan harga tiga kali lipat, karena edisi khusus,” ujarnya 

Nah, di usianya yang sudah memasuki kepala lima, Mustofa pun tetap setia menjadi penikmat musik. Dia sengaja menyulap garasi mobil berukuran 6×3 meter menjadi studio pribadi. Hanya untuk menikmati seluruh koleksimya dengan nyaman. “Rencananya kaset koleksi mau saya pajang semua. Lalu membuka warung kopi. Tapi modalnya masih belum ada,” candanya.

Apalagi, lingkungan rumahnya tengah disiapkan menjadi kawasan Wisata Kota Tua oleh Pemkab Gresik. Setidaknya, hal tersebut sejalan dengan kegemarannya mengoleksi kaset Kuno. “Jadi semakin bersemangat memajang koleksi,” ucapnya.

Hobi Mustofa juga mendapat apresiasi langsung dari penyanyi idolanya. Yang tak lain adalah Muchsin Alatas. Saat menyempatkan berkunjung ke Kota Santri-sebutan lain-Kabupaten Gresik pada 2003 lalu. “Katanya, koleksi saya lebih lengkap dibandingkan punya artisnya,”tuturnya lantas tertawa. (ChusnulCahyadi/*)