Bupati Gresik Ajak Pilih Sekolah, Anak Korban Ngaku Dicolok Tusuk Bakso Pilih SD Miftahul Ulum

GRESIK,1minute.id – Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani bergerak cepat menyelamatkan masa depan anak korban berinisial SAH, 8 tahun. Anak perempuan kelas 2 sekolah dasar negeri di Kecamatan Menganti itu mengaku menjadi korban kekerasan fisik di sekolah. Ia dicolok dengan tusuk bakso hingga mengakibatkan mata kanan mengalami penurunan pengelihatan. 

Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani mengatakan, pihaknya mengupayakan menyelamatkan masa depan anak SAH dengan kembali sekolah. “Keluarga anak SAH, kami ajak untuk memilih sekolah yang cocok,” kata Bupati Fandi Akhmad Yani usai menghadiri rilis perkembangan penyidikan dugaan kekerasan terhadap anak berinisial SAH  di Mapolres Gresik pada Kamis, 21 September 2023. 

“Saran Saya cari sekolah yang mendekati rumah dan lebih menyenangkan. Saya ajak mereka keliling agar memilih sendiri. Artinya dari anaknya nyaman, terus orang tua lebih percaya diri. Semoga kasus segera tuntas,” harapnya. 

Disisi lain, Pemkab Gresik terus berbenah menjadikan sekolah ramah anak. Ia pun mengajak insan media memberikan pemberitaan edukatif. “Saya dalam setiap pertemuan di rapat atau forum guru terus mendorong guru dan tenaga pendidik untuk mengupgrade diri untuk menuju profesional,” katanya. 

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan (Kadispendik) Gresik S.Hariyanto mengatakan, pihaknya telah mendapatkan sekolah yang sesuai dengan keinginan anak korban SAH maupun orang tua. Mereka menginginkan sekolah di SD Miftahul Ulum. SD tersebut masuk dalam Yayasan Pondok Pesantren Miftahul Ulum di Desa Hulaan,Kecamatan Menganti. “Semua persyaratan sudah selesai. Kapan anak SAH mau masuk sekolah bisa,” kata Hariyanto di Mapolres Gresik pada Kamis, 21 September 2023.

Dalam rilis di Mapolres Gresik terungkap fakta-fakta baru yang berbeda dengan pengakuan keluarga anak korban, SAH, 8 tahun, tersebut. Fakta baru itu, hasil pemeriksaan empat rumah sakit yang melakukan pemeriksaan termasuk pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging atau MRI di RS PHC Surabaya menyebutkan hasil pemeriksaan fisik makro tidak ditemukan kelainan apapun, mulai bekas luka tidak ada. Sementara penyidik Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Gresik telah memeriksa sebanyak 47 saksi. Semuanya tidak mengetahui kejadian yang menimpa anak SAH pada 7 Agustus 2023. Sedangkan, 6 kamera CCTV sekolah berdasarkan hasil analisis Labfor Polda Jatim tidak aktif sejak 1 Juni 2023. 

Untuk diketahui kejadian dugaan kekerasan kepada anak korban SAH pada 7 Agustus 2023.  Sekitar pukul 08:30 WIB saat anak korban melihat acara lomba 17- an di sekolah di Kecamatan Menganti. Saat anak korban melihat korban tersebut ia dipanggil oleh seseorang anak laki-laki dan tiba-tiba ia di tarik ke sebelah sela antara ruang dan gerbang timur sekolah di lalu anak korban di mintai uang, Namun tidak diberikan oleh anak korban.

Lalu anak laki laki tersebut mengambil tusukan pentol di lantai atau ditanah, sambil menutup mata kiri anak korban dengan tangannya, anak laki-laki tersebut menusuk mata anak korban. Dan anak laki-laki tersebut berlari meninggalkan korban. Atas kejadian tersebut korban mengalami penurunan pengelihatan. Korban kemudian melaporkan ke Polres Gresik pada 28 Agustus atau 21 hari pascakejadian. (yad)