Gresik Darurat Sampah, Kementerian LH Larang Pendirian TPA baru. Ini Langkah DLH Gresik?

GRESIK,1minute.id – Sampah rumah tangga masih menggunung di tempat pembuangan akhir (TPA) Ngipik. Meski, volume sampah berada di TPA berlokasi Jalan Prof Moh Yamin, Kelurahan Ngipik, Kecamatan/Kabupaten Gresik berkurang. 

“Volume sampah yang masuk TPA Ngipik sekitar 200-an meter kubik per hari,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gresik Sri Subaidah usai acara penanaman pohon mangrove, Wilmar Go Green di kawasan wisata Mangrove Karangkiring di Desa Karangkiring, Kecamatan Kebomas pada Sabtu, 11 November 2023.

Di TPA Ngipik, semua sampah rumah tangga warga di kabupaten berjumlah penduduk 1,3 jiwa di tampung. Kementerian Lingkungan Hidup telah membuat kebijakan pada 2030, tidak memperbolehkan pendirian TPA. Benarkah? Sri Subaidah membenarkan.  Ia menyebut Gresik darurat Sampah. 

DIALOG : Kepala DLH Gresik Sri Subaidah berdiskusi dengan Unit Business Head PT Wilmar Nabati Indonesia Ridwan Brandes (depan bertopi) dalam acara Wilmar Peduli, Wilmar Go Green, penanaman pohon mangrove di wisata Mangrove Karangkiring, Desa Karangkiring, Kecamatan Kebomas pada Sabtu, 11 November 2023 ( Foto: chusnul cahyadi/1minute.id)

Namun, perempuan berhijab itu, optimistis Gresik akan Merdeka Sampah pada 2030 mendatang. Ia mengatakan, pihaknya saat ini telah mendorong sejumlah desa mendirikan tempat pengolahan sampah terpadu (TPST). “Sampah di olah di TPST yang ada di desa-desa,” katanya. Sementara itu, pemerintah kabupaten (Pemkab) Gresik juga telah memiliki sejumlah TPST. Selain TPA Ngipik, dalam waktu dekat berdiri TPST Belahanrejo, Kecamatan Kedamean. 

“Kedepan sampah itu harus diolah ditempat asal itu juga. Tidak ada yang dibuang lagi di TPA,” kata Sri Subaidah. Selain mendorong pendirian TPST di setiap desa, Dinas Lingkungan Hidup Gresik yang berkantor di bekas kantor Bupati Gresik di Alun-alun Gresik itu telah memberikan teladan tidak menyediakan minuman berbahan plastik. Bahkan, bekal makanan bagi aparatur sipil negera (ASN) di DLH Gresik “wajibkan” membawa wadah yang ramah lingkungan. “Di kantor kami, tidak menyediakan minuman gelas plastik. Saya bawa bekal makanan ramah lingkungan,” tegasnya. 

Ia pun berharap di sejumlah instansi, kawasan perkantoran di Kabupaten Gresik tidak lagi menggunakan bahan plastik. Sehingga, tekad pemerintah kabupaten (Pemkab) Gresik menjadikan merdeka sampah teralisasi pada 2030. “Kalau Gresik Lestari jargonnya Menanam sampai Mati. Untuk bebas sampah ada lagi jargon yakni Gresik Kawasan Merdeka Sampah,” tegasnya. (yad)