Alokasi Pupuk Subsidi Turun, Pemkab Gresik Berikan Bantuan POC dan PHC   

GRESIK,1minute.id – Menjaga musim tanam berjalan ditengah alokasi pupuk subsidi semakin berkurang. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik melalui Dinas Pertanian (Dispertan) Gresik memberikan bantuan Pupuk Organik Cair (POC) dan Pupuk Hayati Cair (PHC) kepada petani di Gresik.  POC dan PHC itu diperuntukkan untuk gabungan kelompok Tani (Gapoktan) dan Kelompok Tani ( Poktan).

Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani mengatakan, upaya peningkatan produksi pertanian memerlukan dukungan prasarana dan sarana pertanian. Salah satunya adalah pupuk yang berperan vital bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

“Diperlukan alternatif penggunaan pupuk selain dari pupuk subsidi yang semakin berkurang alokasinya. Pemkab Gresik berupaya semaksimal mungkin untuk memenuhi kekurangan tersebut,” kata Gus Yani-sapaan akrab-Bupati Fandi Akhmad Yani didampingi Kepala Dinas Pertanian Gresik Eko Anindito Putro saat bertemu dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dan Kelompok Tani (Poktan) di Gedung Wahana Ekspresi Poesponegoro (WEP) Gresik beberapa waktu lalu.

Salah satu alternatif pupuk yang dapat digunakan adalah Pupuk Organik Cair (POC) dan Pupuk Hayati Cair (PHC). “Secara teknis terbukti mampu untuk meningkatkan produktifitas tanaman khususnya padi,” katanya. 

Sejak 2021, Dinas Pertanian Gresik telah menggunakan POC dan PHC. Tahun ini, bantuan POC dan PHC  diberikan kepada 196 gapoktan dan 22 poktan yang ada di 17 kecamatan di Kota Santri-sebutan lain-Kabupaten Gresik. Dengan luas lahan 14.695 hektare. Lahan pertanian di Gresik seluas lebih kurang 32 ribu hektare. “Selain meningkatkan hasil produksi, diharapkan penggunaan pupuk organik bisa mengembalikan tingkat kesuburan tanah yang mulai menurun,” ujarnya. 

Kepala Dinas Pertanian (Dispertan) Gresik Eko Anindito Putro mengatakan, pihaknya terus mendorong petani untuk menggunakan POC dan PHC secara tepat. Penyuluh akan melakukan pendampingan. “Kami dorong penggunaan POC dan PHC ini. Hasilnya terbukti bagus sehingga bisa jadi alternatif,” ujar Eko Anindito Putro. (yad)