Tergerus Arus Kali Lamong, Jembatan Sirnoboyo Putus, Komisi III Desak DPUTR Gunakan Anggaran Darurat

Jembatan

GRESIK,1minute.id – Curah hujan tinggi membuat jembatan Desa Sirnoboyo, Kecamatan Benjeng putus. Debit air Kali Lamong yang tinggi sepekan terakhir membuat badan jembatan sepanjang 20 meter lebar 4 meter tidak terlihat.

Hanya bagian tiang-tiang jembatan yang menghuhungkan Desa Sirnoboyo dengan Munggungebang menjulang ke angkasa. Kondisi yang memprihatinkan itu mematik Asroin Widyana, Ketua Komisi III DPRD Gresik melakukan inspeksi mendadak pada Kamis, 18 Februari 2021.

Selama 60 menit legislator dari Partai Golkar Gresik berada di lokasi. Mengamati kondisi jembatan yang semakin mengkhawatirkan itu. Menurut Asroin Widyana, kerusakan fasilitas umum itu harus segera ditangani. Apalagi, jembatan tersebut menjadi jalur utama penghubung desa setempat. “Kondisinya juga membahayakan, perlu upaya antisipasi agar tidak jatuh korban,”katanya.

Saat ini, debit sungai masih belum memasuki puncak musim penghujan. Kerusakan lebih parah hampir bisa dipastikan ketika curah tinggi. Apalagi jika ada air bah kiriman. “Ini baru arus lokal saja. Apalagi kalau induknya Kali Lamong meluap dan dapat air kiriman,”katanya menduga.

Asroin mendesak Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Gresik untuk segera mengambil tindakan. Meskipun, perbaikan jembatan tersebut tidak masuk dalam anggaran 2021. “Tetap harus dicari solusinya. Bisa menggunakan dana URC (Unit Reaksi Cepat) atau anggaran darurat,”ujarnya. DPRD Gresik telahn mengalokasikan sebesar Rp 25 miliar. “Bisa diambilkan dari anggaran tersebut. Terdekat, kami akan undang dinas terkait untuk melakukan hearing agar segera mengambil langkah cepat dan tepat,”imbuhnya.

Sementara itu, Camat Benjeng Suryo Wibowo mengaku sudah melaporkan kerusakan jembatan tersebut ke kabupaten. “Kini, pihaknya menunggu tindak lanjut guna perbaikan atau solusi agar masyarakat bisa melintas kembali,”katanya.

Terputusnya jembatan Sirnoboyo membuat masyarakat Desa Munggungebang harus mencari alternatif sejauh 3 kilometer. Masyarakat bisa mencari alternatif lainnya melewati Bareng, Karangankidul. “Memutar lebih jauh lagi,”ujar Agus, warga Sirnoboyo. (*)