Dialog Kebangsaan Penurunan AKI dan AKB, Bupati Gresik : Cegah Pernikahan Dini 

GRESIK,1minute.id – Pernikahan dini pada anak dapat meningkatkan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Pernikahan pada usia dini sangat berbahaya. Pernikahan usia dini juga berpotensi pada bayi yang dilahirkan mengalami kekerdilan atau stunting,.

Hal itu diungkapkan Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani ketika membuka membuka Dialog Kebangsaan upaya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Pencegahan Stunting di AstonInn Gresik pada Selasa, 30 Agustus 2022.

Acara yang diprakarsai oleh Dinas Kesehatan Gresik mengusung tema “Pernikahan Dini, Stunting dan Kematian Ibu” itu menghadirkan empat narasumber yakni Pakar Tumbuh Kembang Anak Prof. Moersintowarti B Narendra ;  Pakar Penurunan AKI-AKB Prof Nyoman Anita ; Pakar Fetal Programing Hermanto Tri Joewono, dr.,spOG (K) dan Ketua Peradi Gresik Kukuh Pramono Budi. 

Menurut Gus Yani-sapaan-Fandi Akhmad Yani persoalan stunting ini menjadi persoalan nasional yang harus kita tuntaskan dengan satu tekad dan komitmen yang kuat menyatukan persepsi menyatukan hati berkolaborasi bersama-sama  menuntut kita kerja lebih cepat kerja lebih tepat.

“Banyak variabel dalam kasus Stunting khususnya di Kabupaten bagaimana kita melihat dan mengidentifikasi hingga pendampingan,”kata Gus Yani. “Era nya kolaborasi dibutuhkan komitmen bersama dimana Bonus Demografi di imbangi dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul terutama dalam penanganan kasus Stunting agar dapat dikendalikan,”imbuhnya.

Bupati berusia 37 tahun itu meminta Dinas Kesehatan (Dinkes) Gresik lebih intens melakukan pantauan kesehatan ibu dan anaknya. “Semua harus bekerjasama agar kematian bayi, kematian ibu dapat dicegah. Berikanlah anak-anak kita atau bayi dengan makanan yang bergizi agar stunting tidak terjadi,”imbuh mantan Ketua DPRD Gresik itu.

“Mari bersama berkomitmen tingkatkan kualitas mutu layanan kesehatan bagi ibu dan anak dalam rangka menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Pencegahan Stunting di Kabupaten Gresik,” tandasnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Gresik dr. Mukhibatul Khusnah mengatakan AKI dan AKB terjadi penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. dr. Khusnah menyebutkan Kematian Ibu dan kematian balita berdasarkan laporan MPDN pada Januari sampai Agustus 2022 , AKI berjumlah 12 kasus. Pada 2021 sebanyak 60. Sedangkan, AKB sebanyak 55. 2021 sebanyak 66. 

Terkait kasus stunting ti Gresik, jelas dr. Khusnah berdasarkan EPPGBM Per Juni  2022 jumlah balita ditimbang dan dilakukan pemantauan status gizi sebanyak 70.451 balita atau 67,97 % dibanding jumlah balita seluruhnya. “Prevalensi stunting sebesar 10,52% pada 2021 sebesar 10,9%,”terangnya.

Hasil monev dan pelacakan stunting di lapangan ditemukan beberapa hal penyebab diantaranya pola asuh dan pola makan, pemberian ASI eksklusif kurang berkualitas, riwayat ibu hamil KEK dan Ibu hamil risiko tinggi (Bumil Risti), berat badan lahir rendah, sosial ekonomi dan kesehatan lingkungan kurang memadahi. 

“Intervensi spesifik yang telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan antara lain cakupan pemberian TTD remaja putri sebesar 52%, cakupan pemberian PMT sebesar 75% dengan sasaran balita gizi kurang dan gizi buruk, cakupan IDL 57,50%, cakupan pemberian obat cacing 99,38%,”jelasnya.

“Intervensi sensitif yang telah dilaksanakan adalah kegiatan gemar makan ikan oleh dinas perikanan, Air bersih oleh dinas CKPKP dan pendampingan pola asuh oleh TP PKK dan TPK,”pungkasnya.

Usai sambutan dilakukan penandatanganan MoU  antara Pemkab Gresik dan IKA UNAIR dilanjutkan perjanjian kerjasama (PKS) Dinas Kesehatan dan Pengadilan Agama Gresik, selanjutnya perjanjian kerjasama Pengadilan Agama Gresik dan Pengadilan Agama Kepulauan Bawean.

PKS disaksikan oleh Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah, Dandim 0817/ Gresik Letkol Inf Ahmad Saleh Rahanar dan Ketua IKA Unair Gresik dr. Lestari. Acara juga diisi penyerahan bantuan oleh Bupati dan Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik kepada balita Stunting. (yad)