Desa Wedani Ditetapkan Desa Devisa, Bupati Sebut Satu-satunya di Jatim

GRESIK,1minute.id – Desa Wedani, Kecamatan Cerme ditetapkan sebagai Desa Devisa pada Selasa, 2 November 2021. Desa para pengerajin sarung tenun itu menjadi satu-satunya Desa di Kota Santri-sebutan lain-Kabupaten Gresik diharapkan bisa menghasilkan devisa bagi negara dan mendongkrak ekonomi masyarakat setempat. 

“Semoga menjadi inspirasi bagi desa-desa lainnya. Desa Wedani sungguh luar biasa,”puji Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani dalam peresmian Desa Wedani sebagai Desa Devisa Tenun Sarung di Balai Desa (Baldes) setempat pada Selasa, 2 November 2021. Peresmian Desa Devisa ini dilakukan secara hybrid dan virtual. 

Bupati Fandi Akhmad Yani, Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah, Kepala Bea Cukai Gresik Bier Budy Kismuljanto, perwakilan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Lukman Hakim serta pengurus koperasi Wedani Giri Nata (WGN) hadir secara langsung. Sedangkan, Ketua Dewan Direktur merangkap Direktur Eksekutif Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank) Daniel James Rombas, Direktur Fasilitas Kepabeanan dan Cukai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Untung Basuki hadir secara virtual. 

Fandi Akhmad Yani melanjutkan virus positif yang diraih Desa Wedani bisa menular kepada desa lainnya. “Terus melangkah dan menjadi inspirasi desa lainnya,”imbuh Gus Yani-sapaan akrab-Bupati Fandi Akhmad Yani. 
Penetapan Desa Wedani sebagai Desa Devisa hasil dari kolaborasi, sinergi semua pihak.

Pemkab Gresik, Bea Cukai,  LPEI dan stakeholder lainnya. Kolaborasi ini akan terus ditingkatkan sehingga kedepan semakin banyak lahir Desa Devisa di Gresik.  “Sehingga produk UMKM Gresik semakin banyak yang naik kelas,”katanya. Produk asal Desa bisa merambah lima benua tidak banyak. Apalagi dimasa pandemi Covid-19. Banyak UMKM yang kondisi kurang baik. 

SARUNG WEDANI : Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani melihat motif sarung tenun Desa Wedani, Kecamatan Cerme di Balai Desa setempat pada Selasa, 2 November 2021 (Foto: Chusnul Cahyadi/1minute.id)

Menjadi kewajiban pemerintah untuk mendampingi UMKM untuk tumbuh dan berkembang bahkan bisa mengekspor produknya. “Karena UMKM adalah salah satu pondasi kekuatan pemulihan ekonomi nasional,”ujarnya. Pemkab Gresik, imbuhnya, akan terus mendorong dan memberikan pendampingan kepada UMKM.

Lahirnya, Poedak Galery di eks terminal wisata religi Maulana Malik Ibrahim di Jalan Pahlawan, Gresik akan menjadi pusat bagi semua UMKM untuk berkonsultasi. Termasuk tentang perizinan hingga pendampingan modal yang melibatkan pihak lainnya. Sementara itu, Kepala Bea Cukai Gresik Bier Budy Kismuljanto menambahkan, pihaknya akan terus mendorong dan membantu UMKM untuk bisa ekspor. Karena Bea cukai memiliki jaringan di luar negeri seperti atase sehingga bisa mencarikan pasar ekspor di luar negeri.

“Kami akan terus membantu UMKM. Karena memiliki potensi ekspor yang luar biasa,”tegas Bier. Tentang volume ekspor UMKM di Gresik, Bier belum menghitung. “Tapi, dalam waktu dekat ini, sarung tenun Desa Wedani ini ekspor satu kontainer ke Yaman,”katanya. Kontainer 20 feed atau sekitar 27 ribu kodi. Bila satu kodi adalah 20 pcs total 540 ribu pcs. 

Ketua Dewan Direktur merangkap Direktur Eksekutif Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (Indonesia Eximbank) Daniel James Rombas menyatakan, pihaknya akan terus mendorong UMKM Gresik untuk bisa ekspor.  Pihaknya siap memberikan jasa konsultasi, pelatihan motif, marketing hingga pelaporan keuangan. “Dan, Desa Wedani memiliki kekhasan yakni ATBM (alat tenun bukan mesin) mengusung kearifan penduduk asli,”kata James Rombas dalam sambutan virtualnya. (yad)